Rabu, 30 Juni 2010

PADDY TRANSPLANTER

PADDY TRANSPLANTER
ALAT / MESIN TANAM BIBIT PADI

Menanam bibit padi biasa dilakukan secara manual. Dalam bahasa Jawa disebut “TANDUR” (menanam sambil mundur). Namun dengan semakin sulitnya mencari tenaga tanam maka penggunaan paddy transplanter merupakan salah satu alternatif pemecahan permasalahannya. Coba bayangkan bila 1 orang menanam sendiri seluas 1 ha dengan jumlah +/- 250.000 bibit (asumsi jarak tanam 20 x 20 cm), pasti akan sangat melelahkan membungkuk dalam waktu yang sangat lama. Penanaman seperti ini untuk 1 ha butuh 10-15 HOK (Hari Orang Kerja)
Untuk menyamankan kegiatan penanaman padi, maka dapat dilakukan penanaman dengan alat tanam padi manual seperti terlihat pada gambar. Operator alat berjalan mundur pada saat mengoperasionalkan alat ini. Setang besi yang dipegang operator berfungsi untuk : a. Mengambil bibit, b. Membenamkan bibit, dan c. Menarik mundur alat tanam. Dengan alat ini, 1 ha sawah membutuhkan 2-3 HOK.
Lain halnya apabila kita menggunakan mesin tanam padi berpenggerak motor bensin. Dalam 1 hari, 1 ha sawah sudah bisa selesai ditanami. Yang jenis ini ada 2 tipe yaitu walking type dan riding type. Pada walking type (tipe dengan operator masih berjalan mengiringi alat), operator berjalan di sela bibit padi yang baru tertanam. Jadi operator berjalan maju (tidak mundur). Sedang pada yang riding type, operator mengendarai transplanter.
Pada penggunaan paddy transplanter, tidak seluruh lahan bisa ditanami dengan alat mesin (alsin) ini. Karena pada bagian lahan yang untuk memutar (berbelok), harus dilakukan secara manual. Kualitas persemaian juga sangat berpengaruh dalam operasional alsin ini. Pengaruh yang muncul adalah terjadinya bibit yang mengapung (tidak terbenam di lahan) dan bibit tidak terambil oleh alat. Sehingga dengan demikian, masih perlu diadakan penyulaman secara manual. Namun tentunya, jumlahnya juga tidak terlalu banyak.
Pada pengoperasian paddy transplanter, walaupun pada walking type tersedia pengapung, kondisi lahan tidak boleh berlumpur dalam karena akan mengakibatkan slip yang tinggi bahkan sampai tidak bisa bergerak maju. Bila slip terlalu tinggi, akan terjadi penumpukan tanaman.

Selasa, 11 Mei 2010

TRAKTOR RODA-2





TRAKTOR RODA-2



Traktor roda-2 merupakan alat pengolah tanah utama saat ini. Hal ini mengingat ternak kerja sudah sangat berkurang. Sekarang memelihara ternak kerbau/sapi untuk digemukkan ataupun diperah susunya. Traktor roda-2 ini digunakan untuk mengolah tanah sehingga siap untuk ditanami.
Traktor roda dua dilihat dari penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe yaitu tipe hitch (gambar traktor roda-2 diatas) dan tipe rotary (gambar disamping) Pada tipe rotary apabila unit rotarynya dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik peralatan. Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah bajak singkal, bajak parabola, garu, gelebek, ridger.
Bajak singkal dan bajak parabola berfungsi untuk memotong, membalikkan, pemecahan tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman kedalam tanah, dan digunakan untuk tahapan kegiatan pengolahan tanah pertama. Garu berfungsi untuk menghacurkan bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan. Sedangkan gelebeg berfungsi untuk meratakan lahan setelah dilakukan penggaruan.
Untuk pengolahan lahan dengan rotary, tanah dibalik, dihancurkan/dicacah oleh pisau-pisau rotary. Dengan rotary dihasilkan lahan yang siap tanam. Namun petani di Jawa tidaklah puas bila pengolahan dengan rotary karena dianggap pengolahan lahan kurang dalam.
Berdasarkan besarnya daya tenaga penggerak, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
- Traktor tangan berukuran kecil, dengan tenaga penggerak kurang dari 5 HP
- Traktor tangan berukuran sedang, dengan tenaga penggerak antara 5 - 7 HP
- Traktor tangan berukuran besar, dengan tenaga penggerak antara 7–12 HP




Senin, 10 Mei 2010

TEKNOLOGI ALAT MESIN PERTANIAN TANAMAN PANGAN

PENDAHULUAN

Alat mesin pertanian (alsintan) tanaman pangan sangat dibutuhkan untuk membantu kita mulai dari kegiatan pra panen sampai dengan pasca panen. Kita tidak bisa mengandalkan murni tenaga manusia untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut karena tenaga manusia sangatlah terbatas (hanya 0,1 HP). Jadi kalau untuk mencangkul lahan 1 (satu) hektar, seorang laki-laki butuh waktu berhari-hari (lebih dari 15 hari). Sedangkan bila dibandingkan dengan traktor roda-2 (berpenggerak 8,5 HP), untuk membajak sawah hanya butuh waktu 8 jam saja. Apabila menggunakan ternak kerja (kerbau/sapi) bisa membutuhkan waktu sampai 4 hari.
Alat mesin pertanian (alsintan) yang dibicarakan disini adalah alsintan yang berpenggerak mesin bensin/diesel, tenaga motor listrik atau tenaga air, bukan yang manual maupun digerakkan dengan tenaga ternak.

MACAM ALAT MESIN PERTANIAN TANAMAN PANGAN
Macam alsintan tanaman pangan dapat dibagi berdasarkan kegiatan yang ada dapat dibagi menjadi alsintan pra panen dan alsintan pasca panen. Untuk alsintan panen dimasukkan kedalam alsintan pasca panen.
Alsintan pra panen tanaman pangan terdiri :
1. Alsintan Pengolah Tanah : Traktor Roda-4, Traktor Roda-2
2. Alsintan Irigasi/Pengairan : Pompa Air
3. Alsintan Tanam : Tranplanter (Mesin Tanam)
4. Alsintan Penanggulangan Hama Penyakit : Power Sprayer, Power Duster
Alsintan pasca panen tanaman pangan terdiri :
1. Alsintan Panen : Reaper, Mower
2. Alsintan Panen sekaligus Perontokan/Pemipilan : Harvester
3. Alsintan Perontokan/Pemipilan : Power Thresher, Power Sheller
4. Alsintan Pengeringan : Dryer
5. Alsintan Penggilingan : Rice Milling Unit, Husker, Polisher/Whithenner
6. Alsintan Penepungan : Mesin Penepung
7. Alsintan Pengiris/Perajang : Power Slicer
8. Alsintan Pengepakan/Pewadahan : Automatic Scale with Power Sewing Machine, Sealer